Harun Nasution
Posted by Unknown on 04.52 with No comments
Biografi
Harun nasution
A. Biografi
Nama : Harun Nasution
Lahir :
di Pematang Siantar, Sumatera Utara pada tanggal 23 September 1919.
Ayah : Abdul Jabbar seorang ulama’
dan pedagang juga seorang kadi dan penghulu di
Pematang Siantar.
Ibu :
keturunan ulama’ Mandaling Tapanuli Selatang, pernah bermukim di Makkah
pada
tahun 1943.
Pendidikan :
-
Harun Nasution mengawali pendidikan pada Usia 7 tahun di Belanda, Hollancsch Inlanceh Schoo(l HIS) .
mempelajari bahasa dan ilmu pengetahuan umum. menegnai pendidikan agamanya ia
dapatkan dari lingkungan keluarga.
-
Moderne Islamietische Kweek School (MIK) dari sinilah awal munculnya Sikap keberagamaannya
berbeda dengan orang tuanya dan lingkungan . Harun berfikir secara Rasional
sedangkan keluarganya cenderung Tradisional.
-
Universitas Al-Azhar Mesir Fakultas Ushuluddin
-
Universitas Amerika di Kairo Harun mendalami ilmu pendidikan dan
ilmu sosial.
-
Tahun 1962 melanjutkan studi di Univ. McGill Kanada. (mendapat
gelar MA) . setelah lulus S1 nya Harun Melanjutkan studi ditempat yang sama
(memperoleh gelar Ph.D)Disertasi berjudul “ Posisi Akal dalam Pemikiran Teologi
M.Abduh”. karena disertasinya ini Harun di anggap Neo Mu’tazilah.
Karier :
-
Harun mengawali karir
sebagai Pegawai di Departemen Dalam Negeri , tetapi tidak lama kemudian ia
mengundurkan diri dan kembali ke Mesir menggeluti Ilmu Pengetahuan di Sekolah
Tinggi Islam di bawah bimbingan ulama Fiqih Mesir terkemuka Abu Zahrah.
-
Tahun 1953 kembali ke Indonesia, bertugas diDepartemen Luar Negeri
bagian Timur Tengah. Lalu,
-
Tahun 1969, kembali ke tanah air, melibatkan diri dalam bidang
akademis .Harun menjadi dosen IAIN dan IKIP Jakarta dan Universitas Nasional Harun
juga merangkap jabatan sebagai Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta selama
11 tahun.
-
Pada tahun
1973-1984, Harun menjadi ketua Lembaga Pendidikan Agama di IKIP Jakarta dan
-
Pada 1982-1997, Harun menjadi Dekan di Fakultas Pacasarjana IAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Karya :
Ø Muhammad Abduh dan Teologi
Rasional Mu’tazilah.
Ø Islam Rasional : Gagasan Dan
Pemikiran Prof. Dr. Harun Nasution.
Ø Islam ditinjau dari berbagai
Aspeknya
B.
Pemikiran (ISLAM RASIONAL)
Harun Nasution dalam bukunya,
sebagaimana mengutip perkataan Professor Izutsu dalam Good and Man in the
Koran, (Tokyo, 1964) al-aql pada
zaman jahiliyah, berarti kemampuan memahami ayat-ayat tuhan yaitu religius.
Akal, dalam bahasa yunani berarti nouns
sedangkan dalam bahasa arab al-aql yang berarti daya fikir yang memakai otak
sebagai alat berfikir. Dalam sejarah islam, mulanya berkembang pemikiran
rasional (650-1250 M), lalu kemudian pemikiran tradisional (1250-1800 M).
Menurut Harun perbedaan pemikiran rasioanal adalah kebebasan berfikir dalam
memahami ajaran terikat pada arti lafzi dari teks Al-Qur’an dan hadist dengan
akal sebagai posisi tertinggi, sedangkan pemikiran tradisional pemikiran yang
terikat pada ijtihad ulama zaman klasik yang jumlahnya sangat banyak, pemikiran
yang terikat pada arti lafzhi dari teks Al-Qur’an dan hadist sehingga sulit
menyesuaikan dengan perkembangan modern.
Dalam bukunya Islam Rasional, Harun Nasution
mengupas islam lewat pandangannya yang terangkum dalam empat pandangan yang
dapat menjadi landasan pembaharuan islam:
a.
Agama rasional landasan pandangan dunia dan moral islam.
Dalam memahami Al-Quran ulama islam membagi umat islam kedalam dua
golongan besar: Kaum awam memahami misi Al-Quran sesuai dengan tingkatan
kecerdasan yang ada pada mereka, sedangkan kaum khawas memahaminya menurut
pengetahuan dan ketajaman akal yang mereka miliki.
b.
Teologi rasional landasan pembaharuan dan pembangunan umat.
Untuk pandangan teologi rasional, harun merujuk kepada tradisi
pemikiran teologi mu’tazilah dan faham qadariyah yang berarti manusia mempunyai
kebebasan untuk berfikir dan bertindak.
c.
Masyarakat rasional landasan aspirasi sosial politik dan hubungan
antar agama.
Dalam menciptakan masyarakat rasional yang baik, dimulai membentuk
manusia yang terdidik moralnya, hal ini merupakan langkah dasar hingga
terciptanya masyarakat yang damai dan harmonis dalam menjalani pengabdiannya
kepada Allah Yang Maha Esa. Prinsip-prinsip yang dipakai dalam mewujudkan
masyarakat yang dimaksud adalah: 1) pemerintah yang adil dan demokratis; 2)
organisasi pemerintahan yang dinamis; 3) kedaulatan.
d.
Budaya rasional landasan perkembangan pendidikan ilmu pengetahuan.
Agama adalah wahyu dari tuhan yang sifatnya absolut, sedangkan
kebudayaan adalah hasil pemikiran manusia dan bersifat relatif, tetapi diantara
keduanya terdapat hubungan timbal balik. Peradaban yang dibangun islam adalah
peradaban ilmu. Mulai ayat Al-Quran, sunah rasul, sejarah hidup rasul adalah
bukti bagaimana perhatian islam terhadap ilmu begitu besar.
0 komentar:
Posting Komentar